halaman

Kamis, 24 Februari 2011

HUKUM PENGANGKUTAN DARAT

HUKUM PEGANGKUTAN DARAT
1. Aspek Angkutan:
Subyek pengangkutan ( kegiatan usaha angkutan orang atau barang dengan kendaraan umum dilakukan oleh : BUMN/BUMD, BUMSN, Koperasi, Perorangan,
a. Trayek :
Tetap dan teratur : dengan izin trayek,
Tidak dalam trayek : dengan izin operasi.
b. Aspek Sarana Prasarana :
Terminal ( bus, angkot )
Pengesahan : Tipe A : Dirjen Perhubungan Darat, Tipe B Pem Prov, Tipe C Pemkot / kabupaten.
Sarana pendukung. :
• Rambu II, marka Jalan,
• Alat pemberi isyarat II,.
• Alat pengendali dan pengaman pemakai jalan,
• Alat pengawas dan pengaman jalan.
2. Aspek Angkutan:
Perkeretaapian : segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana prasarana dan fasilitas penunjang kereta api untuk penyelengaraan angkutan kereta api oleh pemerintah dan diserahkan kepada sutau badan ( PTKAI ).
Sarana Prasarana :
Stasiun.
Sarana penunjang,
1. Usaha pendukung boleh pihak luar yang berkerjasama dengan PTKAI,
2. Usaha-usaha yang merupakan diversifikasi usaha juga harus berdasarkan kerjasama dari PTKAI,
3. Pembangunan prasarana lain harus berdasarkan persetujuan kerjasama dengan PTKAI.
Dasar Hukum Pengangkutan Darat :
1. KUHD Buku I, Bab V Bagian 2 dan 3 Pasal 90 s/d 98.
2. Stb 1927 No. 262 teteng Pengangkutan Kereta Api UU No. 13 tahun 1992 tentang Perkeretaapian.
3. UUN0. 3 Tahun 1965 TTG Lalulintas dan AJR, yang diganti dengan UU No. 14 Th 1992 ttg LLAJR.
4. UU No. 6 th 1984 ttg POS.
5. UU No. 5 th 1964 ttg Telekomunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar